KENALKAN GUSJIGANG KUDUS DALAM FORUM ILMIAH INTERNATIONAL : PRINSIP & BUDAYA LOKAL ISLAMI, LAYAK DIBANGGAKAN DIKANCAH INTERNASIONAL

Blog Single

IAIN Kudus ikut andil partisipasi dalam suksesi kegiatan SEIBA Festival International di UIN Imam Bonjol Padang, Salah satunya dalam bidang Karya Ilmiah Pada 26 September 2024. Seiba Festival Internasional di ikuti berbagai kampus keislaman dari 6 Negara di Asia Tenggara : Indonesia, Malaysia, Kamboja, Pilipina, Vietnam & Thailand.

Gusjigang, Bagus Ngaji & Dagang menjadi Tema Utama dalam presentasi karya ilmiah dari 4 Kontingen IAIN Kudus : Muthmainnah, M.Pd.I (Lecture), M. Wazid Husni, S.Pd (Post Graduate), Mutmainna (Under Graduate), Firda Maulidatin Ni’mah (Under Graduate). Kota Kudus tak hanya dikenal sebagai pusat industri rokok dan tujuan wisata religi, tetapi juga menjadi kota yang terkenal memiliki filosofi Gusjigang sebagai filosofi hidup. Dengan mengenalkan makna Gusjigang Wazid Husni berharap, Kudus menjadi acuan dalam mempersembahkan konsep hidup yang unggul dalam bidang ekonomi tanpa meninggalkan keilmuan, budaya dan ajaran islami. akulturasi budaya dan agama warisan Sunan Kudus menjadi Pedoman dalam mengamalkan moderasi beragama yang layak dikenal sampai mancanegara. “Kudus memiliki Prinsip Gusjigang (Bagus Ngaji & Dagang) , yang berarti harus unggul dalam Perekonomian tanpa meninggalkan syariat agama yang senantiasa harus dijalankan. Belum lagi moderasi beragama yang ditanamkan dan diwariskan oleh Sunan Kudus, khususnya peninggalan Akulturasi Budaya & Agama. Kudus layak menjadi acuan bagi negara-negara islami” Kata Wazid.

Salah satu contoh moderasi beragama yang diajarkan adalah pendekatan dakwahnya yang mengakomodasi tradisi masyarakat setempat, seperti tidak menyembelih sapi untuk menghormati umat Hindu. Hal ini menjadi simbol moderasi dan kebijaksanaan dalam menyebarkan agama. Generasi ke-14 dari Sunan Kudus, yaitu KHR. Asnawi, meneruskan semangat moderasi ini. "Beliau dikenal sebagai ulama kharismatik  dan Tokoh Nasional yang menciptakan berbagai karya penting dalam bidang keagamaan, salah satunya adalah kitab Fashalatan yang hingga kini masih digunakan di banyak pesantren. KHR. Asnawi menekankan pentingnya moderasi dalam menjalankan agama, menghindari ekstremisme, dan merangkul semua golongan dalam semangat persatuan" ucap Muthmainnah ketika menyampaikan karya ilmiahnya di SeIBa Festival Internasional 2024. Melalui sosok-sosok seperti Sunan Kudus dan KHR. Asnawi, Kudus terus menjadi pusat pembelajaran Islam yang moderat dan damai. Generasi-generasi selanjutnya diharapkan bisa melanjutkan perjuangan ini dengan tetap memegang teguh ajaran Islam yang penuh toleransi serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Share this Post1:

Galeri Photo